Makna Bulan Sabit dan Bintang di Kubah Masjid dalam Konteks Sejarah
Makna Bulan Sabit dan Bintang di Kubah
Masjid dalam Konteks Sejarah
Peradaban terbesar dan tersukses umat Islam yang terakhir adalah khifalah Turki Usmani yang berhasil menguasai jantung Eropa, yaitu kota Konstantinopel berikut wilayah-wilayah di sekitarnya.Kala itu, sebagai lambang kejayaan Islam, khifalah Turki Usmani menggunakan lambang bulan sabit, dimana melambangkan posisi tiga benua.
Ujung sabit yang satu merujuk pada benua Asia yang di belahan timur, ujung lainnya menunjukkan benua Afrika, dan di bagian tengan bulan dimaknai dengan benua Eropa yang memang secara geografis diapit oleh kedua benua tersebut.Makna bintang-nya sendiri adalah pusat kota Islam saat itu, yaitu kota Istambul.
Bendera bulan sabit dan bintang adalah bendera resmi khifalah Turki Usmani, yang diartikan pula sebagai bendera resmi umat Islam saat itu. Masuknya Islam ke nusantara tentu juga membawa serta lambang bulan bintang yang menjadi ‘ciri khas’ dan identitas yang berlaku universal bagi umat Islam di seluruh dunia.
Meski kekhifalahan Turki sudah runtuh, namun ingatan akan kejayaan Islam masih melekat di bumi nusantara. Tak hanya di atap kubah masjid, lambang bulan dan bintang juga dipakai oleh partai bernafaskan Islam, pesantren, dan institusi Islam lainnya di Indonesia.
Makna bulan sabit dan bintang di kubah masjid dalam konteks hadits Rasulullah SAW. Adalah Bulan sabit berarti bulan baru, atau bagi umat muslim dimaknai sebagai hilal. Hilal menjadi penanda masyarakat akan bulan yang baru.
Anda mungkin paling sering mendengar kata ‘hilal’ saat MUI ramai-ramai rapat untuk menentukan kapan Hari Raya Idul Fitri. ‘Menunggu hilal’, ‘hilal belum terlihat’, dan ungkapan-ungkapan lainnya menunjukkan betapa penting kedudukan hilal dalam menentukan jatuhnya hari besar umat Islam, selain memang hal tersebut disuratkan dalam Al-Qur’an yang diturunkan dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dan seluruh umat muslim di dunia.
Dalam sebuah hadits riwayat Tirmidzi, Rasulullah SAW mencontohkan apabila melihat hilal maka beliau berdoa.‘Dari Abdullah bin Umar r.a. menyatakan : Rasulullah SAW jika melihat hilal (bulan sabit) lalu membaca : Allahu Akbar, Allahumma Ahillahu ‘Alaina Bil Amni Wal Imani Wassalamati Wal Islami Wattaufiqi Lima Tuhibbu Watardha Rabbuna Wa Rabbukallah,”
Artinya : Allah Maha Besar, Ya Allah berikanlah kepada kami hilal (bulan sabit) yang membawa keimanan, keselamatan, keIslaman, serta berilah taufiq kepada apa yang Engkau cintai dan Engkau ridhai, Tuhan kami dan Tuhanmu adalah Allah SWT.
* Jadi, bisa dikatakan lambang hilal dijadikan lambang masjid sebagai pengingat bagi umat muslim untuk terus berdoa kepada Allah SWT. Wallahu ‘alam bish shawab.
Komentar
Posting Komentar